POLEMIK KPK

Tentang Alih Status Pegawai, KPK Akan Taati Putusan MK 

Hukum | Minggu, 09 Mei 2021 - 20:03 WIB

Tentang Alih Status Pegawai, KPK Akan Taati Putusan MK 
Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron. (TEMPO)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan menaati putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menyebut proses peralihan status menjadi aparatur sipil negara (ASN) tidak boleh merugikan hak pegawai.

"Kami akan menaati putusan MK dan akan berkoordinasi lebih lanjut dengan Kemenpan-RB (Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, red) dan BKN (Badan Kepegawaian Negara, red) mengenai tindak lanjut hasil TWK (Tes Wawasan Kebangsaan, red) menghasilkan pegawai yang memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat," ujar Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron dalam keterangannya, Ahad (9/5/2021).


Ia menegaskan, proses alih status tersebut dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan mulai dari Undang-Undang (UU) Nomor 19 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Selanjutnya, PP Nomor 41 Tahun 2020 tentang Pengalihan Pegawai KPK menjadi Pegawai ASN serta Peraturan KPK Nomor 1 Tahun 2021 tentang Tata Cara Pengalihan Pegawai KPK menjadi Pegawai ASN.

Selain itu, pada Selasa (4/5), MK juga telah memutus uji materi UU Nomor 19 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

"Bahwa pada tanggal 4 Mei 2021, MK telah memutuskan JR (judicial review, red) UU 19/19 yang salah satu pokoknya menyatakan bahwa peralihan pegawai KPK menjadi ASN adalah secara hukum berdasarkan UU Nomor 19 Tahun 2019 dan apa pun prosesnya tidak boleh merugikan pegawai," ujar Ghufron.

Karena itu, ia pun menegaskan sampai saat ini tidak ada satu pun pegawai KPK yang diberhentikan dari proses alih status tersebut.

"Sehingga perlu saya tegaskan tidak seorang pun pegawai KPK yang diberhentikan, dan kami akan perjuangkan agar proses peralihan pegawai KPK ke ASN ini sesuai penegasan MK," kata dia lagi.

Sebelumnya, beredar potongan surat yang ditandatangani Ketua KPK Firli Bahuri tanpa tanggal perihal penonaktifan 75 pegawai yang tidak lolos Tes Wawasan Kebangsaan.

KPK menyayangkan beredarnya potongan surat tersebut dan akan mengecek keabsahannya.

"Kami akan melakukan pengecekan keabsahan potongan surat tanpa tanggal dan cap kedinasan yang beredar tersebut," ujar Pelaksana Tugas Juru Bicara KPK Ali Fikri.

Hasil TWK yang diikuti 1.351 pegawai KPK telah diumumkan pada Rabu (5/5). Adapun yang memenuhi syarat  sebanyak 1.274 orang, tidak memenuhi syarat  sebanyak 75 orang, dan pegawai yang tidak hadir wawancara sebanyak dua orang.

Sumber: JPNN/News/Antara/JPG
Editor: Hary B Koriun









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook